![]() |
Wayne Rooney saat melatih Plymouth Argyle. (c) Plymouth Argyle |
SukabumiNews (Bola.net)
– Wayne Rooney kembali menyoroti kondisi internal Manchester United. Mantan
kapten Setan Merah itu menilai budaya dalam ruang ganti klub sudah jauh berbeda
dibanding eranya dulu.
Selama 13 tahun
membela United, Rooney terbiasa dengan suasana yang keras dan penuh tekanan.
Namun, ia mengakui pendekatan seperti itu kini tidak lagi bisa diterapkan pada
pemain modern.
Menurut Rooney, cara
berbicara yang blak-blakan sekarang berisiko dianggap perundungan. Situasi
tersebut, menurutnya, membuat sosok pemimpin di tim kesulitan untuk memberi
teguran tegas.
Komentar itu ia
lontarkan ketika berbincang dengan Rio Ferdinand. Rooney bahkan menyebut
dirinya mungkin akan langsung dipecat bila masih berada di ruang ganti United
zaman sekaran.
Rooney Akui Bisa Kehilangan Pekerjaan
Rooney menilai
perubahan budaya benar-benar mengubah cara komunikasi antar pemain. Teguran
keras yang dulunya hal biasa, kini bisa dianggap melewati batas.
Mantan striker
Inggris itu merasa dirinya maupun Roy Keane tak akan mampu bertahan dalam
suasana modern di Old Trafford. Keduanya terbiasa dengan gaya konfrontatif yang
kini tak bisa lagi dilakukan.
“Tidak,” kata Rooney
ketika ditanya Ferdinand apakah dirinya atau Keane bisa bertahan di ruang ganti
United sekarang. “Kami akan dipecat,” tegasnya kepada Rio Ferdinand Presents
Podcast.
“Beberapa hal yang
dulu bisa dikatakan di ruang ganti, sekarang tidak bisa. Anda bisa dianggap
menyinggung seseorang, disebut pembuli, dan dituduh melakukan perundungan,”
tambah Rooney.
Pergeseran Budaya Sepak Bola Modern
Rooney juga menyoroti
hilangnya tradisi saling mengkritik secara langsung di dalam tim. Baginya,
kritik terbuka justru bisa mendorong pemain meningkatkan performa.
Ia mengingat
bagaimana pemain-pemain besar di eranya saling mengingatkan dengan cara keras
namun efektif. Menurutnya, itu adalah bentuk kepedulian dan tanggung jawab
bersama.
“Apa yang terjadi
dengan berbicara jujur dan berkata, ‘Apa yang kamu lakukan?’” ucap Rooney.
“Ketika kamu mengkritik saya, saya akan berpikir ‘Saya tidak akan membiarkannya
lagi’, dan itu membuat saya bangkit.”
“Itu membangunkanmu,
memberi kehidupan, dan menjadi tanggung jawab. Saya punya tanggung jawab untuk
menjaga rekan setim saya tetap fokus, begitu juga sebaliknya. Itu kolektif,”
ujar Rooney.
Pengalaman Rooney Saat Jadi Pelatih
Rooney melanjutkan
kariernya ke dunia manajerial setelah gantung sepatu pada 2021. Ia pernah
menukangi Derby County, Birmingham City, hingga Plymouth Argyle, meski hasilnya
tidak memuaskan.
Ia mengaku perubahan
kultur ruang ganti juga terasa saat dirinya melatih. Bahkan, ia pernah memilih
meninggalkan ruang ganti agar tidak terlibat lebih jauh.
“Saya pernah keluar
dari ruang ganti sebagai manajer karena saya akan meledak,” kata Rooney. “Saya
melihat seorang pemain mengkritik pemain lain, padahal tidak buruk, hanya biasa
saja.”
“Namun ada pemain
lain berkata, ‘Kamu tidak bisa melakukan itu, kalau mau bicara lakukan secara
pribadi. Itu perundungan’. Saya hanya berdiri, lalu berkata, ‘Mandi saja’, dan
pergi tanpa bicara,” ujar Rooney.
Tantangan Komunikasi Zaman Sekarang
Rooney menilai
komunikasi antar pemain modern jauh lebih sensitif. Setiap ucapan bisa
ditafsirkan berbeda tergantung nada maupun cara penyampaian.
Menurutnya, meski
tujuan akhirnya tetap untuk memotivasi, kini pemain atau pelatih harus jauh
lebih hati-hati. Ia menganggap perubahan ini adalah konsekuensi dari
perkembangan sepak bola masa kini.
“Anda tidak tahu apa
yang bisa dan tidak bisa dikatakan sekarang. Harus benar-benar hati-hati dalam
kata-kata, cara berbicara, dan nada suara,” kata Rooney.
“Begitu banyak hal
yang harus diperhatikan, tapi pada akhirnya, tujuannya tetap sama: mencoba
mendapatkan yang terbaik dari pemain itu,” tambahnya.
Sumber: Manchester
Evening News
0Comments