GpOpGSGpGUdlGSM0GpG9BUGlTA==
Breaking
news

PM Anwar Desak Masalah Perbatasan Thailand-Kamboja Diselesaikan melalui JBC

Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim meminta agar masalah yang belum terselesaikan antara Thailand dan Kamboja dibawa ke meja perundingan.
Font size
Print 0

Perdana Menteri (PM) Anwar Ibrahim berbicara dengan PM Kamboja, Hun Manet, melaui sambungan telepon untuk mendapatkan gambaran umum dan perkembangan terbaru mengenai situasi di perbatasan. (Foto: Facebook Anwar Ibrahim/Astro Awani)


SukabumiNews, KUALA LUMPUR – Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim meminta agar masalah yang belum terselesaikan antara Thailand dan Kamboja dibawa ke meja perundingan pada Pertemuan Komite Perbatasan Bersama (JBC).
 

Ia juga berkesempatan berbicara dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, untuk mendapatkan gambaran umum dan perkembangan terkini mengenai situasi di perbatasan. 

"Saya menyerukan agar semua masalah yang belum terselesaikan dibawa ke meja perundingan melalui Pertemuan Komite Perbatasan Bersama (JBC)," ujarnya dalam pernyataan yang diunggah di Facebook resminya pada hari Jum’at (19/9/2025), disitat Astro Awani. 

Ia menambahkan, Malaysia juga optimistis bahwa semangat dialog antarnegara ASEAN merupakan cara terbaik untuk menyelesaikan perselisihan. 

"Malaysia percaya bahwa semangat dialog, diplomasi, dan pemahaman di antara mitra ASEAN adalah cara terbaik untuk menyelesaikan segala bentuk perselisihan," tambahnya. 

Pagi harinya, Anwar mengonfirmasi bahwa ia telah menghubungi Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul untuk membahas konflik perbatasan. 

Sebelumnya, polisi Thailand menembakkan gas air mata dan peluru karet ke warga sipil Kamboja di wilayah perbatasan yang disengketakan. 

Kamboja, di sisi lain, mengklaim bahwa militer Thailand mencegah lebih dari 20 keluarga warganya kembali ke rumah mereka di wilayah perbatasan yang disengketakan. 

Tuduhan tersebut disampaikan Hun Manet melalui surat resmi kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Dalam surat tersebut, Hun Manet menuduh Thailand memperluas wilayah konflik dengan memasang kawat berduri, membuat penghalang dan mengusir warga Kamboja dari tanah yang telah mereka tempati sejak lama. 

Menurut pihak berwenang di kedua negara, ini adalah kasus paling serius sejak gencatan senjata diumumkan pada 28 Juli, yang menyebabkan sedikitnya 23 warga Kamboja terluka. (Red*) 

Editor: Amalikasyari
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2025

Ikuti dan dapatkan juga update berita pilihan dari sukabumiNews setiap hari di Channel WahatsApp, Telegram dan GoogleNews.
Lihat Juga
Berikutnya

0Comments

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Redaksi sukabumiNews
Link copied successfully