JAKARTA (SUKABUMInews) - Pertemuan
tokoh-tokoh muslim Indonesia dengan Dubes Myanmar Kamis (23/5/2013)
lalu, berakhir cukup bagus dan untuk sementara tokoh- tokoh muslim ini
bisa memahami sembari memberi catatan kepada pemerintah Myanmar. Secara
eksklusif arrahmah.com memperoleh rekaman kejadian tersebut.
Ustadz Bernard Abdul Jabbar (KAMRA) memepertanyakan sikap Dubes
Myanmar mengenai pengungsi Myanmar yang tersebar di beberapa wilayah di
Indonesia seperti Aceh, Pamekasan, dan Jember. Maka sikap pemerintah
Myanmar di Jakarta akan mengembalikan mereka baik-baik sepanjang mereka
adalah warga negara Myanmar. "Saya tak peduli mau dari Bengali atau
Rohingya saya akan bantu. Intinya kami siap bekerjasama, siap memberi
tiket kembali ke Myanmar asal benar-benar dari Myanmar." Demikian
penegasan Min Lwin, Dubes Myanmar di Indonesia.
Bahkan sang Dubes menegaskan kalau dia lupa alamat rumah mereka di
Myanmar, maka cukup sebutkan siapa tetangga mereka waktu tinggal di
Myanmar, akan kami pulangkan mereka baik-baik dan. Demikian pula
terhadap anak-anak Rohingya yang sekolah di Indonesia.
Ustadz Abu Jibril dalam pertemuan itu meminta jaminan bahwa apa yang
dikatakan Min Lwin bahwa tidak ada pembantaian etnis benar adanya.
Karena menurut Abu Jibril, dalam dokumen yang kami miliki baik foto
maupun video telah terjadi pembantaian di Rakhine State. "Saya mendengar
ini seakan-akan tidak terjadi apa-apa, padahal apa yang kita lihat di
televisi, apa yang diucapkan SBY dua kali di PBB supaya menghentikan
pembantaian umat Islam yang ada di Rohingya. Apa jaminan bahwa apa yang
anda katakan benar tidak dusta?." Desak Abu Jibril
Mendengar pertanyaan itu sontak sang Dubes kaget dan memuji para tamu
pantas menjadi tokoh muslim Indonesia. "Bapak-bapak pantas menjadi
tokoh-tkoh muslim Indonesia," katanya. Lantaran sudah di informasikan
apa yang terjadi di sana namun tetap kritis dan mendesak.
Apalagi yang diungkapkan oleh KH. Misbahul Anam (FPI), "Kami sudah
berketetapan kalau pembantaian ini benar terjadi maka kami akan
mengirimkan senjata, dan siapapun tidak akan yang bisa melarang dan
menghalangi." tegas kyai. Namun Kyai Misbah juga memberi alternatif
penyelesaian sekiranya tidadk terjadi pembantaian muslim di sana "Tapi
kalau tidak benar ada pembantaian di sana, maka dana ini akan dialihkan
untuk sosial yang ada di sana." Ujarnya.
Mendapat pertanyaan dan pernyataan cukup tegas dari beberapa tokoh
muslim Indonesia tersebut, Dubes Myanmar memperisilahkan agar mereka
melihat langsung apa yang terjadi di Rakhine.
"Dalam waktu dekat anda
akan mendapatkan tempat untuk melihat sendiri." Ujar Min. Dia juga
meminta Kemenlu untuk membantu dan memfasilitasi bersama dengan kedubes
Myanmar untuk hal ini. "Masing-masing bekerja untuk keberangkatan
mereka" katanya kepada Gopokson, perwakilan Kemenlu yang hadir pada
pertemuan itu.
Sumber: Arrahmah.com


0Comments